Kamis, 10 September 2020

Materi X

Bentuk Interaksi Sosial Asosiatif


Artikel ini berisi penjelasan mengenai bentuk interaksi sosial asosiatif yang terdiri dari kerjasama, asimilasi, dan akulturasi.


Iteraksi sosial

Interaksi sosial yang bersifat asosiatif sendiri maksudnya adalah interaksi ini bersifat positif karena mengarah pada persatuan atau kegiatan-kegiatan yang bersifat baik. Nah, bentuk interaksi sosial yang bersifat asosiatif, di antaranya ada kerja sama, akulturasi, dan asimilasi.



Kerjasama

Ketika kamu mendengar kata kerja sama, apa yang terlintas di benakmu? Mencontek? Kabur dari sekolah bersama teman-teman? nongkrong di kantin? Apa mbolos bareng? Itu semua adalah kerjasama yang harus dihindari.

Dalam sebuah kerja sama, harus ada yang kesadaran dari setiap orang yang terlibat, dan suasana yang menyenangkan dalam setiap pembagian tugasnya. Individu yang terlibat dalam sebuah kerja sama pasti mempunyai masing-masing, sehingga setiap individu harus memiliki kemampuan yang sesuai dengan tugas yang dikerjakan, agar tujuan yang ingin dicapai dapat berjalan dengan baik.


Gotong royong

Gotong royong atau bekerja bersama-sama merupakan bentuk kerja sama yang dilakukan untuk mencapai kepentingan bersama. Gotong royong termasuk jenis kerja sama spontan, lho. Hal ini karena masyarakat melakukan tindakan tersebut secara sukarela, tanpa perintah atau tekanan, dan saling membantu untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan.


Bargaining

Bargaining atau tawar menawar merupakan kesepakatan tukar menukar barang atau jasa antara dua pihak atau lebih dengan mengutamakan prinsip keadilan. Maksud dari prinsip keadilan adalah kedua pihak bisa sama-sama memperoleh keuntungan. Misalnya, ketika sedang melakukan tawar menawar barang, harga akhir merupakan hasil keputusan bersama antara penjual dan pembeli yang dirasa adil. Penjual masih bisa memperoleh keuntungan yang cukup, sedangkan pembeli bisa mendapatkan harga yang nggak terlalu mahal.


Kooptasi

Kooptasi adalah proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan dan pelaksanaan politik untuk menghindari konflik yang bisa merusak suatu organisasi. Unsur-unsur baru tersebut bisa berupa pergantian pemimpin atau kebijakan yang dilakukan pemimpin tersebut. 


Koalisi

Koalisi adalah kerja sama antara dua organisasi atau lebih yang memiliki tujuan yang sama. Nah, meskipun tujuannya sama, koalisi memungkinkan terjadinya keadaan yang nggak stabil loh, karena masing-masing organisasi memiliki struktur yang berbeda satu sama lain. Contoh koalisi adalah ketika dua atau lebih partai saling bergabung untuk memberikan dukungan kepada partai lain untuk maju pada pemilihan presiden.



Joint Venture

Joint venture adalah kerja sama antara dua perusahaan atau lebih untuk menjalankan usaha bersama dalam periode waktu tertentu. Kerja sama ini biasanya terjadi antara perusahaan luar negeri (asing) dengan perusahaan dalam negeri. Joint venture termasuk jenis kerja sama kontrak karena dilakukan atas dasar aturan tertentu dan sudah disepakati secara tertulis dalam sebuah kontrak.


Asimilasi

Asimilasi bertujuan untuk mengurangi perbedaan di antara individu atau kelompok, serta menambah persatuan dengan mengutamakan tujuan atau kepentingan bersama.

Salah satu contoh dari asimilasi, yaitu penggunaan bahasa Jawa dan aksennya yang kental oleh etnis Tionghoa yang ada di daerah suku Jawa, sehingga saat berbicara, bahasa Ibu atau bahasa asli etnis Tionghoa nggak lagi terdengar. Hal itu membuktikan bahwa logat atau aksen bahasa Jawa dapat berbaur pada masyarakat etnis Tionghoa yang ada di Jawa.


Bentuk Proses Asimilasi

Kebudayaan Tionghoa dan kebudayaan Jawa yang disatukan maka akan membentuk kebudayaan baru, ketika kebudayaan Tionghoa dan kebudayaan Jawa bertemu, maka akan terjadi peleburan dua kebudayaan yang berbeda. Hasilnya berupa kebudayaan baru, yaitu penggunaan bahasa Jawa yang digunakan oleh etnis Tionghoa. Hal ini terjadi karena adanya faktor yang mendorong terjadinya proses asimilasi.


Faktor yang mendorong proses asimilasi pada masyarakat Tionghoa dan masyarakat Jawa, yaitu karena adanya toleransi dalam kehidupan bermasyarakat. Warga kelompok Tionghoa saling bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang lama dengan masyarakat Jawa, sehingga kebudayan-kebudayaan dari warga kelompok Tionghoa dapat berubah dan saling menyesuaikan.

0 komentar:

Posting Komentar